Mayoritas ulama berpendapat bahwa surat ini turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.
Ini antara lain dikuatkan oleh kata al-abtar yang dipahami dalam arti terputus keturunannya. Dan itu
dilontarkan oleh kaum musyrikin Mekkah ketika putra beliau meninggal dunia. Tetapi ada juga ulama
yang menyatakan surat ini Madaniyyah. Hal ini dapat dipahami dari kata wanhar yang dipahami
dalam arti perintah menyembelih kurban pada hari raya `Idul Adha. Idul Adha sendiri baru disyari’atkan
di Madinah.
Imam Muslim dalam Shahih-nya meriwayatkan melalui sahabat Nabi yakni Anas Ibn Malik, bahwa:
Kami berada di sekeliling Rasul. Tiba-tiba beliau terlena sebentar kemudian beliau mengangkat kepala dan
bersabda: “Diturunkan kepadaku tadi satu surat.” Lalu beliau membaca surat al-Kautsar dan
bersabda: “Tahukah kalian apa al-Kautsar?” Kami menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui. Lalu beliau melanjutkan: “la adalah sungai yang dijanjikan Tuhan kepadaku. Di sana
terdapat banyak kebajikan. la adalah telaga yang didatangi (untuk minum) umatku pada hari Kiamat”
Hadits ini dijadikan dasar oleh sementara ulama untuk menyatakan bahwa surat ini turun di Madinah
karena Anas Ibn Malik yang meriwayatkannya baru memeluk Islam pada awal hijrah Nabi ke Madinah.
Nama surat ini dikenal luas sebagai surat al-Kautsar. Ada juga yang menamainya surat an-Nahr. Kedua
nama tersebut terambil dari kata-kata yang disebut oleh ayat-ayatnya. Tema utama surat ini adalah
uraian tentang anugerah Allah SWT. Kepada beliau yang hendaknya beliau syukuri, serta kecelakaan
yang akan menimpa musuh-musuh beliau.
Al-Biqa`i yang juga menggarisbawahi tema serupa (banyaknya anugerah Allah kepada Nabi Muhammad)
menyatakan bahwa itu dapat dilihat dengan jelas pada namanya al-Kautsar dan an-Nahr yakni
penyembelihan unta yang merupakan puncak kemurahan dan anugerah di kalangan masyarakat Arab
(ketika itu).
Ulama yang berpendapat surat ini Makkiyyah, menyatakan bahwa surat ini adalah wahyu ke-14 atau 15
dari segi perurutan turunnya surat. la turun setelah surat Wa al-`Adiyat dan sebelum surat at-Takaatsur.
Surat ini terdiri dari 3 ayat, dan merupakan surat yang terpendek dalam al-Qur’an. Surat Wa al-‘Ashr,
walaupun terdiri juga dari tiga ayat, namun kosa kata yang digunakannya lebih banyak dari surat ini.